Sunday, February 21, 2010

REKOMENDASI WHO DAN UNICEF DALAM RANGKA MENCAPAI ASI EKSKLUSIF

Pada awal melahirkan, seorang Ibu dianjurkan untuk memberikan ASI Eksklusif kepada banyinya. ASI Eksklusif maksudnya adalah pemberian ASI saja termasuk kolostrum sesegera mungkin setelah bayi lahir sampai bayi berumur 6 bulan, tanpa pemberian makanan lain seperti air, air gula, madu, pisang dan sebagainya.
WHO dan UNICEF merekomendasikan langkah-langkah berikut untuk memulai dan mencapai ASI eksklusif.

• Menyusui dalam satu jam setelah kelahiran
• Menyusui secara ekslusif: hanya ASI. Artinya, tidak ditambah makanan atau minuman lain, bahkan air putih sekalipun.
• Menyusui kapanpun bayi meminta (on-demand), sesering yang bayi mau, siang dan malam.
• Tidak menggunakan botol susu maupun empeng.
• Mengeluarkan ASI dengan memompa atau memerah dengan tangan, disaat tidak bersama anak.
• Mengendalikan emosi dan pikiran agar tenang.
Setelah ASI ekslusif enam bulan tersebut, bukan berarti pemberian ASI dihentikan. Seiiring dengan pengenalan makanan kepada bayi, pemberian ASI tetap dilakukan, sebaiknya menyusui dua tahun menurut rekomendasi WHO.

Read More......

Pemeriksaan Kehamilan

Semua ibu hamil harus memeriksakan kehamilannya sedikitnya 4 kali dan melahirkan
dengan pertolongan dokter atau bidan. Setiap kehamilan memerlukan perhatian dari anggota keluarga karena setiap saat dapat terjadi masalah yang membahayakan. Setiap ibu hamil harus mendapatkan pemeriksaan paling sedikit 4 kali selama kehamilannya dan diperiksa dalam 12 jam setelah persalinan serta 6 minggu setelah kelahiran.
Pemeriksaan kehamilan antara lain meliputi:

• Pemeriksaan berat dan tinggi badan
• Pemeriksaan fundus uteri
• Pengukuran Lingkar Lengan (ULA)
• Mendapat imunisasi TT
• Mendapat tablet penambah darah
Apabila terjadi pendarahan atau sakit perut pada saat hamil atau tanda tanda lain seperti yang disebutkan di atas, segera berkosultasi kepada petugas kesehatan atau dukun bayi terlatih



Read More......

MANFAAT ASI UNTUK BAYI

Produksi ASI sangat dipengaruhi kondisi psikis si ibu. Bila hati ibu tenang, bahagia, maka produksi ASI-nya bakal berlimpah. ASI diproduksi sesuai dengan permintaan. Bila bayi Anda butuh 100 cc maka ASI yang bakal diproduksi pun 100 cc. Jadi, jangan takut ASI-nya tidak mencukupi kebutuhan bayi. Kemungkinan hanya 1 dari 1.000 wanita yang benar-benar tidak dapat menyusui. Oleh karena itu setiap ibu harus yakin dapat menyusui bayinya.

Berikut adalah beberapa manfaat ASI bagi bayi. Semoga dengan mengetahui manfaat ASI bagi bayi, para ibu dapat lebih maksimal memberikan ASI kepada bayinya.

1. Pemberian ASI merupakan metode pemberian makan bayi yang terbaik, terutama pada bayi umur kurang dari 6 bulan, selain juga bermanfaat bagi ibu. ASI mengandung semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh gizi bayi pada 6 bulan pertama kehidupannya.
2. Pada umur 6 sampai 12 bulan, ASI masih merupakan makanan utama bayi, karena mengandung lebih dari 60% kebutuhan bayi. Guna memenuhi semua kebutuhan bayi, perlu ditambah dengan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI).
3. Setelah umur 1 tahun, meskipun ASI hanya bisa memenuhi 30% dari kebutuhan bayi, akan tetapi pemberian ASI tetap dianjurkan karena masih memberikan manfaat.
4. ASI disesuaikan secara unik bagi bayi manusia, seperti halnya susu sapi adalah yang terbaik untuk sapi
5. Komposisi ASI ideal untuk bayi
6. Dokter sepakat bahwa ASI mengurangi resiko infeksi lambung-usus, sembelit, dan alergi
7. Bayi ASI memiliki kekebalan lebih tinggi terhadap penyakit. Contohnya, ketika si ibu tertular penyakit (misalnya melalui makanan seperti gastroentretis atau polio), antibodi sang ibu terhadap penyakit tersebut diteruskan kepada bayi melalui ASI


8. Bayi ASI lebih bisa menghadapi efek kuning (jaundice). Level bilirubin dalam darah bayi banyak berkurang seiring dengan diberikannya kolostrum dan mengatasi kekuningan, asalkan bayi tersebut disusui sesering mungkin dan tanpa pengganti ASI.
9. ASI selalu siap sedia setiap saat bayi menginginkannya, selalu dalam keadaan steril dan suhu susu yang pas
10. Dengan adanya kontak mata dan badan, pemberian ASI juga memberikan kedekatan antara ibu dan anak. Bayi merasa aman, nyaman dan terlindungi, dan ini mempengaruhi kemapanan emosi si anak di masa depan.
11. Apabila bayi sakit, ASI adalah makanan yang terbaik untuk diberikan karena sangat mudah dicerna. Bayi akan lebih cepat sembuh.
12. Bayi prematur lebih cepat tumbuh apabila mereka diberikan ASI perah. Komposisi ASI akan teradaptasi sesuai dengan kebutuhan bayi, dan ASI bermanfaat untuk menaikkan berat badan dan menumbuhkan sel otak pada bayi prematur.
13. Beberapa penyakin lebih jarang muncul pada bayi ASI, di antaranya: kolik, SIDS (kematian mendadak pada bayi), eksim, Chron’s disease, dan Ulcerative Colitis.
14. IQ pada bayi ASI lebih tinggi 7-9 point daripada IQ bayi non-ASI. Menurut penelitian pada tahun 1997, kepandaian anak yang minum ASI pada usia 9 1/2 tahun mencapai 12,9 poin lebih tinggi daripada anak-anak yang minum susu formula.
15. Menyusui bukanlah sekadar memberi makan, tapi juga mendidik anak. Sambil menyusui, eluslah si bayi dan dekaplah dengan hangat. Tindakan ini sudah dapat menimbulkan rasa aman pada bayi, sehingga kelak ia akan memiliki tingkat emosi dan spiritual yang tinggi. Ini menjadi dasar bagi pertumbuhan manusia menuju sumber daya manusia yang baik dan lebih mudah untuk menyayangi orang lain.


Read More......

KIAT SUKSES MENYUSUI

Pada zaman ini, siapa yang masih meragukan manfaat AIR susu ibu atau ASI bagi bayi? ASI adalah sumber gizi terbaik bagi tumbuh kembang bayi. Di dalamnya mengandung immunoglobin atau zat kekebalan tubuh yang sangat cocok bagi bayi. ASI selalu tersedia, bersih, segar, aman dan selalu bersuhu tepat untuk bayi dan tantunya mudah dan murah didapatkan. Dan Dan yang paling penting adalah manfaat psikisnya bagi perkembangan emosi dan kepribadian anak.

Pada awal melahirkan, seorang Ibu dianjurkan untuk memberikan ASI Eksklusif kepada banyinya. ASI Eksklusif maksudnya adalah pemberian ASI saja termasuk kolostrum sesegera mungkin setelah bayi lahir sampai bayi berumur 6 bulan, tanpa pemberian makanan lain seperti air, air gula, madu, pisang dan sebagainya.

Berdasarkan penelitian, anak yang diberikan ASI secara eksklusif selama 6 bulan memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang lebih baik daripada yang tidak diberikan ASI eksklusif selama 6 bulan. Oleh karena itu, upayakan ibu untuk memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan dan ASI selama 2 tahun usia anak.

Berikut adalah cara menyusui yang benar:


• Sebelum menyusui, cuci tangan Anda dengan sabun dan dibilas dengan air secukupnya.
• ASI diberikan setiap kali bayi menginginkan, tanpa dijadual. Semakin sering menyusui, pengeluaran ASI akan semakin banyak.
• Pada hari ke- 1-2 pemberian ASI selama 5-10 menit pada setiap payudara. Setelah hari ke-3, lama pemberian ASI adalah 15-20 menit.
• Susui bayi sampai payudara kosong. Bila ASI masih tersisa, menyusui berikutnya mulai dari payudara yang belum kosong.
• Posisi menyusui bisa duduk, berbaring atau berdiri sesuai dengan kenyamanan ibu dan bayi. Dianjurkan menyusui dalam keadaan duduk.
• Cara menyusui yang benar adalah puting susu masuk seluruhnya ke dalam mulut bayi, sehingga sebagian aerola tertutup. Cara ini juga akan mencegah puting susu tidak lecet.
• Keadaan ibu waktu menyusui harus santai dan rileks agar ASI keluar banyak.

Read More......

Wednesday, February 10, 2010

Usia Sehat Untuk Melahirkan

Menunda kehamilan pertama sampai dengan usia 20 tahun akan menjamin kehamilan' dan kelahiran yang lebih aman serta mengurangi resiko bayi lahir dengan berat badan rendah. Hingga saat ini masih banyak perempuan yang menikah pada usia dibawah 20 tahun. Secara fisik dan mental mereka belum siap untuk hamil dan melahirkan. Hal ini karena rahimnya belum siap menerima kehamilan dan ibu muda tersebut belum siap untuk merawat, mengasuh, serta membesarkan bayinya. Bayi yang lahir dari seorang ibu muda kemungkinan lahir belum cukup bulan, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan mudah meninggal sebelum bayinya berusia satu tahun. Sebaliknya perempuan yang umurnya diatas 35 tahun akan lebih
sering menghadapi kesulitan selama kehamilan dan pada saat melahirkan serta akan mempengaruhi kelangsungan hidup bayinya.

Perempuan yang menikah pada usia muda perlu menunda kehamilan sampai usia 20 tahun dengan menggunakan alat kontrasepsi yang sesuai dengan pilihan dan tidak mengganggu kesehatannya. Sedangkan perempuan yang berusia diatas 35 tahun sebaiknya tidak melahirkan lagi dan dapat diatur dengan menggunakan alat kontrasepsi yang permanen!

Untuk menjaga kesehatan ibu dan anak sebaiknya jarak antara dua persalinan paling sedikit 2 tahun.

Seorang ibu memerlukan waktu paling sedikit 2 tahun untuk memulihkan kondisi tubuhnya setelah hamil dan melahirkan. Bahaya yang mengancam kesehatan seorang ibu akan menjadi lebih besar apabila ia melahirkan dalam jarak yang terlalu dekat. Uterus dari ibu yang telah melahirkan belum pulih sehingga belum kuat untuk menerima kehamilan berikutnya.
Oleh karena itu seorang ibu memerlukan waktu yang cukup untuk memulihkan kondisi kesehatannya, keadaan gizi, serta tenaganya sebelum ibu memutuskan untuk hamil kembali. Suami dan keluarga harus menyadari pentingnya jarak 2 tahun antara dua kelahiran serta batas jumlah kehamilan untuk melindungi kesehatan ibu dan bayinya. Apabila seorang wanita hamil sebelum kondisinya benar-benar pulih dari kehamilan sebelumnya, besar kemungkinan bayinya akan lahir sebelum waktunya (premature) dengan berat badan lebih rendah. Bayi dengan berat badan lahir rendah memiliki kemungkinan kecil untuk dapat tumbuh dengan baik dan akan lebih mudah terserang penyakit. Kemungkinannya meninggal
sebelum berusia satu tahun akan lebih besar dibandingkan dengan yang bayi lahir dengan berat badan normal.

Untuk menghindari hal tersebut dan untuk menjaga antara dua kehamilan sampai 2 tahun sangat dianjurkan bagi ibu untuk menggunakan alat kontrasepsi yang sesuai dengan pilihan dan kondisi kesehatannya.

Kehamilan dan persalinan yang bemlang kali dapat menyebabkan kondisi seorang ibu mudah menjadi lemah. Ibu yang telah menjalani 4 kali kehamilan dan persalinan akan lebih banyak menghadapi rnasalah kesehatan yang serius seperti anemia dan pendarahan pada masa nifas sedangkan bagi bayinya kemungkinan besar dapat meninggal. Untuk mencegah kehamilan yang berulang kali pasangan suami istri dianjurkan menggunakan alat kontrasepsi yang sesuai dengan pilihan dan kondisi kesehatannya.



Read More......

The Importance Of Energy Balance

Body weight is the integrated product of a lifetime’s energy intake, offset by energy needs. Throughout the last century there has been a trend towards increased body weight and increases in body mass index, a measure of weight relative to height. Data from the annual Health Survey for England shows that the average gain in weight of the adult population over the last 10 years has been approximately 0.35 kg/year, which is primarily adipose tissue, with modest concomitant increases in lean tissue.

At an individual level, excess weight gain may occur gradually, almost imperceptibly, over many years or, in intermittent episodes of more pronounced positive energy balance, perhaps related to holidays or festive periods when usual diet and activity habits are distorted. However, spontaneous weight loss is rare, except in association with pathological processes. This asymmetry in energy balance is underpinning the rise in obesity.

Energy balance is the product of both innate and discretionary processes. Energy expenditure consists predominately of three components; resting energy expenditure, thermogenesis and physical activity. Resting energy expenditure is a product of an individuals size, shape and body composition and accounts for 50–80 per cent of energy needs. Additional energy (approximately 10 per cent) is expended in the thermogenesis accompanying digestion and processing of food, or for thermoregulation. Only the energy expended in physical activity is discretionary and thus modifiable. Energy intake is more complex. Undoubtedly there is a complex regulatory system in place that underpins eating behaviour, but this is an imperfect system, easily disrupted by specific food properties, social or environmental cues and subject to a high degree of cognitive control.


The nature of these various mechanisms to control energy balance is the subject of intensive research. With a day-to-day coefficient of variation of energy intake of around 23 per cent and physical activity about 8 per cent, it is readily apparent that most humans do not regulate energy balance on a daily basis. Indeed some, for example in The Gambia, regulate their weight across an entire annual agricultural cycle as a period of plenty following the annual harvest is gradually followed by diminishing food reserves and escalating physical activity during the production of the new crop, a process driven by climatic imperatives. Yet despite this innate capacity to cope with fluctuations in energy balance the rising tide of obesity throughout the world suggests that these mechanisms are increasingly failing to constrain excess weight gain in children and young people and to maintain a stable body weight in adults.

In situations where changes in lifestyle are imposed there are profound effects on body weight. Obesity is almost unknown in animals in the wild, but rapidly develops in captivity. Small animals housed in laboratories, fed standard chow are able to maintain a healthy body weight, yet when given access to highly palatable, refined diets, rich in fat and sugar, they rapidly gain excess weight and become obese. In humans living in economically developed societies dietary choices and physical activity are discretionary components of an individual or family lifestyle. This chapter will consider how these lifestyle habits can determine the risk of obesity.

Read More......

Tanda-Tanda Persalinan

Masa persalinan dan setelah persalinan merupakan saat yang paling kritis karena sebagian penyakit dan kematian ibu terjadi pada saat itu. Penyakit dan kematian tersebut dapat dikurangi bila pertolongan persalinanya dilakukan oleh dokter atau bidan dan mendapat pemeriksaan atan pengawasan pada masa 6 jam setelah persalinan.
Persalinan yang ditolong oleh dokter atau bidan akan dilakukan secara bersih dan aman. Untuk memperoleh hasil yang maksimal harus dipahami oleh ibu dan semua anggota keluarga tentang pentingnya persiapan persalinan yang meliputi antara lain: mengetahui keberadaan tenaga kesehatan terdekat, tersedianya alat transportasi dan persiapan dana. Disamping itu, ibu dan keluarga harus mengetahui tanda-tanda bahaya serta tindakan yang diperlukan.

Dukungan keluarga terutama suami dalam proses persalinan akan sangat membantu. Untuk itu dianjurkan agar keluarga atau suami dapat mendampingi ibu dan pada saat persalinan. Tanda-tanda persalinan, yaitu saat dimulainya proses persalinan, perlu diketahui oleh ibu untuk menjamin agar pengawasan oleh tenaga kesehatan dapat dimulai sejak awal.

Tanda-tanda persalinan :
• Timbulnya rasa mulas dari panggul belakang kearah depan yang semakin sering dan semakin kuat.
• Rahim terasa keras bila diraba
• Keluarnya lendir bercampur darah dari jalan lahir
• Keluarnya cairan ketuban
• Bila belum ada tanda-tanda melahirkan, tetapi air ketuban sudah keluar, segeralah minta pertolongan bidan atau dokter.

Read More......

Tanda Bahaya Pada Kehamilan Dan Persalinan

Setiap kehamilan mempunyai risiko dan sebagian risiko tersebut tidak dapat diduga. Persalinan pertama merupakan hal yang paling berbahaya bagi si ibu dan bayinya. Setiap ibu hamiIharus mendapat pemeriksaan kehamilan paling sedikit 4 kali selama kehamilannya di fasilitas kesehatan terdekat Setiap keluarga harus mempunyai persiapan dana serta transportasi untuk persiapan persalinan, sehingga tidak akan tetjadi 3- TERLAMBAT (Terlambat mengambil keputusan, Terlambat transportasi, Terlambat mendapat pertolongan medis).

Mengenal tanda-tanda bahaya pada kehamilan dan persalinan serta mempunyai rencana pendanaan untuk mendapatkan pertolongan segera oleh dokter atau bidan apabila terjadi masalah.

Setiap keluarga harus mengetahui apabila tetjadi komplikasi atau kesulitan persalinan agar segera di rujuk ke Rumah Sakit yang lebih lengkap dan memadai. Semua anggota keluarga perlu mengetahui berbagai faktor risiko khusus dan mengenal tanda peringatan kemungkinan tetjadinya masalah.

Beberapa faktor risiko sebelum kehamilan:
• Jarak antara dua kelahiran kurang dari dua tahun.
• Usia perempuan dibawah 20 tahun atau di atas 35 tahun.
• Ibu telah memiliki 4 orang anak atau lebih.
• Ibu pernah mengalami persalinan dengan bayi lahir sebelum waktunya dan berat bayi yang kurang dari 2 kg pada waktu lahir.
• Ibu pernah mengalami kesulitan pada saat persalinan atau operasi Caesar.
• Ibu pernah mengalami keguguran kandungan atau bayinya lahir mati.
• Berat badan ibu kurang dari 38 kg sebelum hamil.
• Ibu pernah mengalami penyayatan organ genitainya.

Tanda-tanda bahaya selama kebamilan:
• Berat badan tidak bertambah (berat badan harus bertambah paling sedikit 6 kg selama kehamilan).
• Anemia atau kurang darah, kelopak mata pucat (kelopak mata sehat berwarna merah atau merah jambu), lelah dan mudah kehabisan nafas.
• Pembengkakan pada kaki, lengan dan muka.
• Bayi dalam kandungan kurang bergerak atau tidak bergerak sama sekali..
• Tanda-tanda yang mengisyaratkan perlu pertolongan segera
• Pendarahan dari jalan lahir atau liang peranakan atau pendarahan terus menerus setelah persalinan.
• Sakit kepala atau perut yang hebat
• Muntah terus menerus
• Panas tinggi
• Air ketuban keluar sebelum saatnya persalinan
• Rasa sakit yang hebat
• Melakukan pekeIjaan berat dan lama

Read More......

Perubahan Payudara saat Hamil

Kehamilan menyebabkan perubahan pada payudara anda. Payudara anda menjadi lebih penuh, lebih keras, dan daerah seputar puting menjadi lebih gelap. Perubahan ini disebabkan oleh hormone estrogen dan progesteron, yang khususnya menyebabkan pertumbuhan kelenjar susu dan penimbunan lemak di payudara. Anda barangkali akan merasakan geli atau rasa tajam di sekitar payudara, disebabkan oleh meningkatnya aliran darah ke dalam payudara.

Ukuran payudara anda tidak mempengaruhi kemampuan anda untuk menyusui. Payudara yang kecil dapat memproduksi susu sebanyak payudara yang besar. Payudara berukuran besar biasanya karena lebih banyak lemaknya, dan bukannya lebih banyak kelenjar susu.
Bagian puting mengandung banyak saraf yang dapat terangsang oleh hisapan bayi. Rangsangan ini memberi sinyal kepada otak untuk: meningkatkan produks susu, meningkatkan aliran susu (Refleks turun susu / Let Down Reflex), dan menyusutkan rahim kembali ke ukuran normal dengan lebih cepat.

Daerah puting juga memiliki banyak kelenjar minyak keringat yang berfungsi agar kulit puting senantiasa lembut, lentur, dan terlindungi dari iritasi akhibat hisapan bayi. Minyak yang timbul dari kelenjar ini juga membunuh kuman di sekitar puting. Sementara itu, ASI sendiri memiliki membunuh kuman . Selama hamil, puting menjadi lebih besar. Kadang, kelenjar minyak di daerah ini menjadi keliatan besar seperti benjolan di daerah areola.

Mulai umur kehamilan lima bulan, kelenjar susu mulai memproduksi kolostrum: cairan kental berwarna kuning yang merupakan makanan pertama bayi yang paling vital. Sehingga sesaat setelah melahirkan, ibu diharapkan menyusui bayinya dengan kolostrum tersebut. Setelah dua atau tiga hari kelenjar susu tidak lagi memproduksi kolostrum tetapi mulai memproduksi ASI yang lebih encer dan berwarna putih.

Read More......

Penyebab Badan Kurus




Banyak orang yang bingung dan tidak tahu kanapa badannya tetap saja kurus. Sbenarnya badan kurus itu disebabkan oleh konsumsi energi lebih rendah dari kebutuhan yang mengakibatkan sebagian cadangan energi tubuh dalam bentuk lemak akan digunakan. Namun yang perlu diketahui juga adalah seseorang yang termasuk dalam kategori kurus dapat disebabkan oleh penyakit tertentu. Oleh karena itu dianjurkan untuk memeriksakan kesehatannya pada tenaga medis.

Jika badan anda kurus, anda wajib waspada karena ternyata kurus itu banyak memberikan efek negative. Misalnya: Penampilan cenderung kurang menarik, Mudah letih, Kurang mampu bekerja keras, Resiko sakit tinggi, beberapa resiko sakit yang dihadapi antara lain : penyakit infeksi, depresi, anemia dan diare. Selain itu wanita kurus kalau hamil mempunyai resiko tinggi melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah.

Beikut adalah cara sederhana menaikkan berat badan:
1. Makanlah secara teratur 3 kali sehari dengan gizi seimbang
2. Makanlah lebih banyak makanan sumber energi dan protein dari biasanya seperti roti, nasi, umbi-umbian, ikan, daging, tempe, tahu.
3. Tetap berolahraga secara teratur
4. Cukup istirahat
5. Timbang berat badan secara berkala untuk mengetahui peningkatan berat badan

Read More......

Penyakit-Penyakit Yang Kerap Kali Dialami Ibu Hamil

Pendarahan
Tidak sedikit wanita hamil mengalami perdarahan. Kondisi ini terjadi di awal masa kehamilan (trimester pertama), tengah semester (trimester kedua) atau bahkan pada masa kehamilan tua (trimester ketiga). Perdarahan pada kehamilan merupakan keadaan yang tidak normal sehingga harus diwaspadai.

Ada beberapa penyebab perdarahan yang dialami oleh wanita hamil. Setiap kasus muncul dalam fase tertentu. Ibu hamil yang mengalami perdarahan perlu segera diperiksa untuk mengetahui penyebabnya agar bisa dilakukan solusi medis yang tepat untuk menyelamatkan kehamilan. Adakalanya kehamilan bisa diselamatkan, namum tidak jarang yang gagal.

Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan kandungan disertai dengan pengajuan beberapa pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan terjadinya perdarahan. Bila perlu dilakukan pemeriksaan penunjang seperti ultrasonographi (USG) dan pemeriksaan laboratorium.

A. Pendarahan pada kehamilan muda (trimester pertama)
Beberapa penyebab perdarahan yang terjadi pada usia kehamilan tiga bulan pertama :
1. Abortus (keguguran), beberapa tahapan keguguran :
a. Abortus iminens
Terjadinya perdarahan dari rahim pada tahap awal dimana mudigah (embrio) masih utuh dalam rahim. Pada tahap ini umumnya perdarahan hanya sedikit atau agak banyak namun tidak disertai mules. Pada abortus iminens ini harus dipastikan apakah janin masih dapat berkembang atau tidak. Caranya dengan melakukan pemeriksaan USG berulang kali. Sebagian kasus abortus iminens ini masih dapat dipertahankan kehamilannya.
b. Abortus insipiens
Pada tahap ini embrio masih utuh dalam rahim, namun sudah terjadi pembukaan dalam rahim. Biasanya muncul perdarahan lebih banyak dan timbul rasa mules.
c. Abortus inkomplit
Pada tahap ini sudah terjadi pengeluaran hasil konsepsi, namun masih ada sisa yang tertinggal di dalam rahim. Umumnya perdarahan yang terjadi sangat banyak sampai bisa menimbulkan shock
d. Abortus komplitus
Pada tahap ini semua hasil konsepsi sudah keluar dari rahim. Perdarahan berkurang menjadi lebih sedikit dan mulut rahim sudah menutup kembali. wanita yang mengalami abortus harus menjalani kuretase untuk membersihkan sisa-sisa perdarahan di dalam rahim.

2. Blighted ovum
Adalah kehamilan yang tidak berkembang. Di dalam rahim hanya terdapat kantong kehamilan tanpa adanya embrio yang pada akhirnya akan berujung dengan keguguran. Kasus blighted ovum harus diselesaikan dengan tindakan dikuret.

3. Hamil anggur (mola hidatidosa)
Adalah kehamilan yang tidak normal dimana pada perkembangannya bagian janin atau plasenta berubah sifat menjadi tumor yang berbentuk keguguran. Dan wanita yang mengalaminya harus dikuret

4. Kehamilan diluar kandungan
Adalah kehamilan yang hasil konsepsi atau pembuahannya terletak diluar rongga rahim, misalnya terjadi di saluran telur (tuba), ovarium atau rongga perut. Hal ini menimbulkan perdarahan dalam perut dan dapat menimbulkan shock.

B. Pendarahan pada tengah kehamilan kedua (trimester kedua)
1. Plasenta previa
Kehamilan dimana letak palsenta berada di bawah menutupi jalan lahir, sehingga bila terjadi kontraksi akan menimbulkan perdarahan. Bila pada kasus plasenta previa perdarahan yang terjadi tidak terlalu banyak, ibu hamil dapat dirawat. Peluang kehamilan berlanjut sampai usia kehamilan cukup bulan masih terbuka. Tetapi bila perdarahan banyak sekali, terpaksa harus dilakukan operasi caesar dengan konsekuensi bayi lahir prematur.
2. Penyakit Atau Kelainan Mulut Rahim
Misalnya pada polip serviks, atau mungkin menderita kanker serviks, padahal kehamilannya sendiri dalam kondisi normal.

C. Pendarahan pada kehamilan tua (trimester ketiga)
1. Plasenta previa
Plasenta letaknya rendah dan dapat berlanjut sampai di trisemester ketiga
Solusi plasenta :
Adalah terlepasnya sebagian plasenta sebelum bayi lahir, penyebabnya terutama bila pasien menderita hipertensi, preeklamsia, kekurangan asam folat atau terjadi trauma (benturan). Bila kasus perdarahan solusi plasenta bayi masih hidup, harus segera dilakukan operasi caesar. Tapi bila bayi telah meninggal maka akan dicoba lahir dengan persalinan normal dengan pengawasan medis yang ketat.

Alergi Dan Penyakit Kulit
Alergi bisa muncul dalam bentuk gatal-gatal, bersin-bersin, sampai asma.
Salah satu faktor penyebabnya adalah sistem imunitas atau kekebalan tubuh. Kehamilan membuat kekebalan tubuh ibu menurun. Belum lagi adanya perubahan kadar hormon progesteron yang akan mempermudah munculnya alergi. Ada juga beberapa penyakit kulit yang muncul saat ibu hamil. Salah satunya peurigo gestationalis.
Gejalanya berupa beruntusan dan gatal-gatal pada seluruh tubuh. Keluhan ini biasanya muncul di trimester kedua atau ketiga. Upaya pencegahan yang bisa dilakukan adalah menghindari alergen atau zat-zat pemicu alergi.
Seandainya dengan upaya di atas, alergi tetap saja muncul, sebaiknya ibu hamil segera berkonsultasi pada dokter kandungan. Saat kehamilan muda, konsumsi obat yang diminum harus betul-betul selektif. Kalaupun ibu hamil harus minum obat, dokter akan memastikan obat tersebut aman untuk janinnya, selain itu, kebersihan tubuh harus dijaga. Jangan sampai, karena gatal, ibu terus menggaruk kulitnya sampai luka yang memungkinkan kuman ataupun bakteri lain masuk.

Saluran Pernafasan
Penyakit yang juga sering muncul pada kehamilan adalah penyakit-penyakit yang ada hubungannya dengan saluran pernapasan, di antaranya pneumonia, tuberkulosis dan influensa. Penyebabnya, dengan makin besarnya kandungan, diafragma atau sekat rongga dada pun kian tertekan ke atas.

Akibatnya, ruang paru-paru jadi lebih sempit, sehingga oksigen yang masuk ke paru-paru makin sedikit pula. Sebagai kompensasinya, napas pun jadi semakin cepat yang membuat ibu hamil gampang tersengal-sengal.

Aspek lain yang juga menjadi penyebab munculnya penyakit saluran pernapasan adalah meningkatnya hormon progesteron. Peningkatan hormon ini menyebabkan otot-otot pernapasan menjadi kendur. Padahal, untuk bisa menyediakan oksigen dalam jumlah yang sama atau malah lebih selama hamil mau tidak mau otot-otot itu dipacu bekerja lebih cepat. Melemahnya daya tahan tubuh ibu maupun perubahan volume darah juga membuat ibu hamil lebih mudah terkena infeksi dibanding kondisi tidak hamil.

Upaya pencegahan yang bisa dilakukan antara lain dengan menerapkan pola hidup sehat, terutama asupan makanan bergizi, cukup istirahat, dan teratur melakukan olahraga ringan


Saluran Pencernaan

Saluran pencernaan juga bisa terganggu selama kehamilan. Di antaranya adalah hipersalivasi atau produksi air liur berlebihan akibat pengaruh hormon estrogen. Gangguan yang menyangkut organ lambung juga sering muncul pada ibu hamil, biasa disebut dengan sakit maag atau gastritis. Akibat rasa mual yang ditimbulkan, ibu hamil biasanya jadi malas makan yang justru akan meningkatkan produksi asam lambung.
Cara pencegahannya tak lain adalah dengan makan teratur. Kalau tidak berselera makan makanan berat, cobalah untuk memakan makanan ringan. Yang penting perut tidak kosong dan selalu diisi. Gangguan lain yang juga muncul, terutama di kehamilan tua, adalah bertambah besarnya janin yang kemudian mendesak usus halus.

Dalam istilah kedokteran disebut ileus yang akan menyebabkan ibu hamil mengalami mual-muntah secara berlebihan, gangguan buang air besar, dan perut kembung seperti kolik. Bila muncul gejala ini, ibu hamil harus segera berkonsultasi pada dokter kandungannya secara intensif, mengingat hal tersebut tak bisa dicegah.

Diabetes
Ibu hamil juga rawan mengalami perubahan berupa kenaikan kadar gula darah yang tidak pernah dialami saat sebelum hamil. Pasalnya, pada ibu hamil terjadi perubahan metabolisme penghancuran karbohidrat. Bertambah tingginya kadar hormon progesteron dan hormon estrogen dibanding saat tidak hamil berpengaruh pada menurunnya kemampuan daya tangkap insulin.

Padahal inisulin sangat diperlukan untuk menetralisir peningkatan gula darah seseorang. Kendati bisa saja sebelum kehamilan ibu sudah memiliki riwayat diabetes, tapi tidak tertutup kemungkinan gangguan ini terjadi pada wanita yang sebelumnya normal. Jadi, diabetes baru muncul setelah hamil dan satu-satunya cara untuk mengetahui kondisi ini adalah dengan screening. Kalau memang diduga ada diabetes, atau kadar gula darah sewaktunya di atas 140, dokter akan menyarankan ibu untuk diet.
Diabetes pada ibu hamil antara lain bisa menyebabkan preeklampsia dan keguguran ataupun persalinan prematur. Dampaknya pada janin bisa berupa kelainan kongenital (cacat bawaan) dan giant baby atau lahir dengan berat lebih dari 4.000 gram. Oleh karena itu, dianjurkan untuk semua ibu hamil untuk kontrol gula darah secara teratur selama kehamilan dan juga mengkonsultasikan setiap masalah yang dialami.

Read More......

Pengaturan Kelahiran



Terlalu sering melahirkan, terlalu dekat antara 2 (dua) kelahiran dan melahirkan pada usia di bawah 20 tahun atau diatas 35 tahun dapat membahayakan kehidupan perempuan dan merupakan penyebab dari sepertiga kematian anak. Keluarga Berencana merupakan salah satu cara yang tepat untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak.

Lebih dari 100 juta wanita yang telah menikah dinegara berkembang dilaporkan belum dapat terpenuhi kebutuhan mereka terhadap alat kontrasepsi. Upaya untuk mencegah kematian dan kecacatan ibu serta anak dapat dilakukan dengan cara menyelenggarakan pendidikan bagi semua orang yang dibarengi dengan memberikan pelayanan keluarga berencana bagi semua termasuk para remaja khususnya remaja dinegara yang masih mempunyai budaya pernikahan usia muda.

Di lndonesia masih banyak pasangan suami istri yang belum melaksanakan pengaturan kelahiran. Hal ini disebabkan karena kurang aksesnya pasangan suami istri dan keluarga serta masyarakat terhadap infonnasi dan pelayanan Keluarga Berencana yang berkualitas.

Berikut adalah hal-hal yang perlu diketahui mengenai Pengaturan Kelahiran:
1. Melahirkan pada usia 20-35 tahun mengurangi terjadinya kematian.
2. Untuk menjaga kesehatan ibu dan anak sebaiknya jarak antara dua persalinan paling sedikit dua tahun.
3. Hamil lebih dari 4 kali dapat membahayakan kesehatan ibu dan anak.
4. Pelayanan Keluarga Berencana menyediakan informasi dan cara berkeluarga berencana, kapan mulai mempunyai anak, berapa jumlah anak yang diinginkan, berapa tahun jarak uai antara dua anak, serta kapan berhenti melahirkan anak. Tersedia banyak cara mengikuti Keluarga Berencana yang aman dan sesuai pilihan bagi pasangan suami-istri untuk mencegah kehamilan.
5. Keluarga Berencana merupakan tanggungjawab bersama pasangan suami-istri dan setiap keluarga perlu mengetahui manfaatnya bagi kesehatan.

Read More......

Mengukur Obesitas




Seperti yang telah dijelaskan pada tulisan-tulisan sebelumnya. Bahwa obesitas memberikan banyak efek negative sehingga kita perlu mengetahuinya sejak awal dan mencegahnya. Salah satunya dengan cara mengukur komposisi tubuh.

Perhitungan komposisi tubuh untuk menentukan seseorang itu normal atau obesitas adalah dengan menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI). Parameter tersebut terdiri atas berat badan (dalam satuan kilogram) dibagi kuadrat dari tinggi badan (satuan meter). [Berat Badan (kg)/tinggi Badan 2 (cm2)]
IMT untuk standar Asia bila IMT lebih atau sama dengan 23 kg/m2 maka sudah dapat dikatakan sebagai overweight (kelebihan berat badan). Bila IMT mencapai 25 kg/m2, maka orang itu dinyatakan mengalami obesitas.

Selain itu diagnosis obesitas bisa menggunakan lingkar pinggang. Pengukuran lingkar pinggang merupakan salah satu cara untuk menentukan adanya obesitas. Cara pengukuran lingkar pinggang dilakukan dengan meletakkan pita ukur (midline) datar dengan lantai, melingkari perut di antara bagian bawah dan pertahankan pita ukur tanpa tekanan, dan ukuran lingkar perut dibaca pada saat akhir ekspirasi normal. Diagnosis obesitas dengan lingkar pinggang mempunyai sensitivitas dan spesifisitas pada laki-laki sebesar 87% dan 92%. Sedangkan pada perempuan 89% dan 94%. Pengukuran lingkar pinggang hendaknya dilakukan pada posisi pasien terlentang.

Setelah melakukan pengukuran, maka bagi mereka yang terbukti obesitas perlu melakukan penanganan. Penanganan obesitas yang benar tak hanya tentang menurunkan berat badan. Melainkan juga dengan penatalaksanaan yang baik.

Penurunan berat badan harus disertai dengan upaya mempertahankan hasilnya. Dimungkinkan penurunan 5-10 persen berat badan bermanfaat menurunkan tekanan darah, perbaikan profil lipid, sehingga risiko diabetes menurun, dan penurunan risiko penyakit jantung koroner.

Bagi mereka yang terbukti tidak obesitas, maka perlu untuk tetap menjaga berat badan dan berusaha menghindari obesitas. Berikut beberapa tips menghindari Obesitas. Usahakan untuk tidak terlalu sering mengonsumsi fast food. Bila tidak dapat dihindarkan, mintalah porsi yang lebih kecil untuk anak. Biasakan makan di luar rumah pada jam makan. Bila makan di restoran fast food dengan porsi besar, jangan ditambah dengan soft drink atau es krim. Biasakanlah makan sayuran dan buah-buahan sebagai penyeimbang.

Read More......

Manfaat ASI Eksklusif



Setelah pemberian ASI ekslusif enam bulan, bukan berarti pemberian ASI dihentikan. Seiring dengan pengenalan makanan kepada bayi, pemberian ASI tetap dilakukan, sebaiknya menyusui dua tahun menurut rekomendasi WHO. Menambahkan manfaat ASI, berikut adalah manfaat ASI Ekslusif enam bulan daripada hanya empat bulan:

Untuk Bayi
• Melindungi dari infeksi gastrointestinal
• Bayi yang ASI ekslusif selama enam bulan tingkat pertumbuhannya sama dengan yang ASI eksklusif hanya empat bulan.
• ASI eksklusif enam bulan ternyata tidak menyebabkan kekurangan zat besi

Untuk Ibu
• Menambah panjang kembalinya kesuburan pasca melahirkan, sehingga
o Memberi jarak antar anak yang lebih panjang alias menunda kehamilan berikutnya
o Karena kembalinya menstruasi tertunda, ibu menyusui tidak membutuhkan zat besi sebanyak ketika mengalami menstruasi
• Ibu lebih cepat langsing. Penelitian membuktikan bahwa ibu menyusui enam bulan lebih langsing setengah kg dibanding ibu yang menyusui empat bulan.

Jadi, bagi ibu-ibu yang bermasalah dengan berat badannya setelah melahirkan, silahkan buktikan dengan memberi ASI Eksklusif.

Read More......

Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)

ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan. Bahkan air putih tidak diberikan dalam tahap ASI eksklusif ini. Namun apabila karena beberapa hal ASI tidak dapat diberikan, gantikan dengan susu formula secara eksklusif hingga enam bulan. Kemudian lanjutkan bersama dengan MP-ASI sampai dengan umur setahun. Setelah setahun susu formula tidak perlu, dan bisa diganti dengan susu sapi. Apabila masih ingin mencoba menyusui dengan ASI, bacalah lebih lanjut mengenai relaktasi dan coba hubungi Konsultasi ASI terdekat.
Aturan agar menunda memberikan MP-ASI pada anak < 6 bulan bukan hanya berlaku untuk bayi yang mendapatkan ASI eksklusif. Tetapi juga bagi bayi yang tidak mendapatkan ASI (susu formula atau mixed). Tidak ada untungnya memberikan makanan pengganti ASI sebelum enam bulan, selain kelebihan berat badan yang tidak perlu. Malahan, bisa jadi MP-ASI tersebut memicu alergi pada bayi, gangguan pencernaan, atau obesitas.

Mengapa umur 6 bulan adalah saat terbaik anak mulai diberikan MPASI ?

• Pemberian makan setelah bayi berumur 6 bulan memberikan perlindungan besar dari berbagai penyakit. Hal ini disebabkan sistem imun bayi < 6 bulan belum sempurna. Pemberian MP-ASI dini sama saja dengan membuka pintu gerbang masuknya berbagai jenis kuman. Belum lagi jika tidak disajikan higienis. Hasil riset terakhir dari peneliti di Indonesia menunjukkan bahwa bayi yang mendapatkan MP-ASI sebelum ia berumur 6 bulan, lebih banyak terserang diare, sembelit, batuk-pilek, dan panas dibandingkan bayi yg hanya mendapatkan ASI eksklusif. Belum lagi penelitian dari badan kesehatan dunia lainnya.

• Saat bayi berumur 6 bulan keatas, sistem pencernaannya sudah relatif sempurna dan siap menerima MP-ASI. Beberapa enzim pemecah protein seperti asam lambung, pepsin, lipase, enzim amilase, dsb baru akan diproduksi sempurna pada saat ia berumur 6 bulan.

• Mengurangi resiko terkena alergi akibat pada makanan. Saat bayi berumur < 6 bulan, sel-sel di sekitar usus belum siap untuk kandungan dari makanan. Sehingga makanan yg masuk dapat menyebabkan reaksi imun dan terjadi alergi.

• Menunda pemberian MP-ASI hingga 6 bulan melindungi bayi dari obesitas di kemudian hari. Proses pemecahan sari-sari makanan yang belum sempurna. Pada beberapa kasus yang ekstrem ada juga yang perlu tindakan bedah akibat pemberian MP-ASI terlalu dini. Dan banyak sekali alasan lainnya mengapa MPASI baru boleh diperkenalkan pada anak setelah ia berumur 6 bulan.

Kalo jaman dulu (baca : sebelum diberlakukan ASI eksklusif 6 bulan) umur 4 bulan saja dikasih makan bahkan ada yg umur 1 bulan. Dan banyak yang berpendapat tidak ada masalah apa-apa dengan anaknya. Satu hal yg perlu diketahui bersama bahwa jaman terus berubah. Demikian juga dengan ilmu & teknologi. Ilmu medis juga terus berkembang dan berubah berdasarkan riset-riset yang terus dilakukan oleh para peneliti.

Sekitar lebih dari 5 tahun yang lalu, MP-ASI disarankan diperkenalkan pada anak saat ia berusia 4 bulan. Tetapi kemudian beberapa penelitian tahun-tahun terakhir menghasilkan banyak hal sehingga MP-ASI sebaiknya diberikan > 6 bulan. Sekali lagi tidak mungkin ada saran dari WHO & IDAI jika tidak dilakukan penelitian panjang. Lagipula tiap anak itu beda. Bisa jadi bukan masalah untuk kita tapi belum tentu untuk yang lain.

Read More......

Makanan Memperlancar ASI




Seorang ibu yang telah melahirkan sangat dianjurkan untuk memberikan air susu yang berasal dari tubuh si ibu karena air susu ibu (ASI) sangat diperlukan bagi bayi yang baru lahir hingga usia tertentu. ASI yang merupakan singkatan dari air susu ibu bermanfaat untuk menurunkan antibodi, memberikan makanan, memberi minum dan lain-lain kepada bayi. Namum terkadang ada ibu yang agak sulit mengeluarkan ASI. Untuk itu ibu menyusui sebaiknya mengkonsumsi makanan yang dapat memperlancar air susunya.

Berikut ini adalah beberapa jenis bahan makanan yang membantu agar produksi air susu ibu meningkat dan lancar hingga si buah hati cukup bisa makan makanan non asi serta makanan lain yang bagus untuk ibu menyusui.

1. Daun Katuk
Mengandung vitamin A, C, B1, zat besi, kalium, protein, fosfor, sterol, alkaloid, asam seskuiterna. Dipercaya sayuran daun katuk bisa membantu meningkatkan air susu ibu mama yang cukup signifikan.

2. Bunga Pepaya
Mengandung vitamin A, C, fosfor, kalium, enzim papain. Sangat baik untuk membantu meningkatkan protein dalam tubuh ibu serta meningkatkan selera nafsu makan.

3. Bayam Hijau dan Bayam Merah
Mengandung vitamin A, B6, C, E, K, asam folat, riboflavin, fosfor, kalium, protein, zat besi, karoten, thiamin. Bayam yang berwarna merah dan ijo tua baik untuk membantu menurunkan sistem kekebalan yang baik bagi bayi.

4. Kedelai Jepang (Edamame)
Mengandung vitamin C, K, zat besi, magnesium, riboflavin, protein, mangan, kalium, fosfor. Kedele jepang alias edamame sangat bagus karena kaya protein yang dapat menggantikan makan ikan, ayam, daging, dan protein hewani lainnya.

5. Kacang Hijau
Kacang ijo mengandung Vitamin B1, protein, fosfor, tiamin, mangan, kalium, magnesium, asam folat. Kacang hijau membantu mencukupi kebutuhan protein dan energi.

6. Pare
Mengandung vitamin K, likopen, fitokimia lutein, anti oksidan yang sangat baguna untuk merangsang produksi insulin, menurunkan kadar gula di dalam darah, anti kanker, dan lain sebagainya.

7. Buah Jambu Air
Mengandung vitamin A, C, zat besi, fosfor, kalium. Memberi manfaat seperti membantu melindungi sistem kekebalan tubuh, membuat lebih tahan infeksi, meningkatkan fungsi syaraf serta otot.

8. Semangka
Mengandung vitamin A, C, asam folat, kalium. Buah semangka segar sangat baik untuk mencukupi kebutuhan vitamin A sang ibu menyusui serta kebutuhan air.

9. Labu Siam
Mengandung vitamin B6, C, K, asam folat, kalium, magnesium, zinc, mangan. Labu siam dapat membantu mencukupi kebutuhan asam folat ibu yang sedang menyusui karena ketika memberi susu membutuhkan asam folat yang cukup banyak. Labu siam juga mampu membantu pertumbuhan sel dan juga perkembangan/pertumbuhan tubuh sang buah hati.

10. Buah Pepaya
Mengandung vitamin A, C, kalium, asam folat. Sangat baik untuk menjaga asupan kalium bagi ibu menyusui agar tidak mudah capek / lelah.
Semoga artikel ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua, khususnya para ibu sehingga dapat meksimal memberikan ASI kepada bayinya.

Read More......

Konseling Gizi

Konseling Gizi adalah serangkaian kegiatan sebagai proses komunikasi dua arah antara Konselor dan Klien/Pasien untuk menanamkan dan meningkatkan pengertian, sikap dan perillaku sehingga membantu klien/pasien mengenali dan mengatasi masalah gizi yang sedang di hadapi.

Konselor/petugas Konseling adalah orang yang mempunyai kemampuan (pengetahuan dan keterampilan) untuk melakukan konseling. Konselor harus dapat menggali masalah yang dialami oleh klien, memicu penjelasan dan harus memberikan informasi yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi dan memberikan alternatif untuk memecahkan masalah yang dihadapi serta membantu klien mengambil keputusannya.

Klien adalah orang yang mempunyai masalah (kesehatan dan gizi) yang membutuhkan pertolongan, datang ke tempat konseling untuk dibantu. Dalam konseling terjadi interaksi (perpaduan unik antara konselor dan klien pada saat bersamaan).

I. Tujuan Konseling
• Mengenali dirinya
• Memahami masalanya
• Menerapkan Alternatif Pemecahan Masalanya

II. Visi
Bisa di terima dengan baik, bahasa tidak terlalu ilmiah dan bersahabat/setara.
III. Jenis-Jenis Tingkat Keterampilan Konseling
Dalam konseling terdapat beberapa tingkat keterampilan Konseling Yaitu :

a. Konfortasi :
Pada tingkat keterampilan Konseling Konfortasi adalah Membedakan, mengetahui, ketidak sesuaian dan konfortasi jarang di gunakan pada konseling.

b. Keterampilan Mempengaruhi adalah bersifat Meninjukkan, menafsirkan, mengungkapkan dan memberi nasehat, menginformasikan, menjelaskan, memberi instruksi, umpan balik.

c. Keterampilan Mendengarkan dan Bertanya adalah Menggunakan pertanyaan terbuka dan tertutup, pertanyaan mendalam, memberi dorongan, refleksi isi, refleksi perasaan.

d. Keterampila Observasi dan memantapkan Hubungan yang baik adalah memberi perhatian, menggunakan tatapan mata sesuai dengan budaya mengikuti ucapan verbal kualitas suara dan bahasa tubuh.

Read More......

KEHAMILAN per TRISEMESTER

Kehamilan terbagi menjadi periode 3 bulanan, yang disebut sebagai:
- Trimester pertama (minggu 1-12)
- Trimester kedua (minggu 13-24)
- Trimester ketiga (minggu 25-persalinan).

A. Trisemester pertama

Awal kehamilan anda ditandai berdasarkan menstruasi terakhir anda. Banyak perubahan fisik yang akan anda alami selama trimester pertama (3 bulan pertama kehamilan). Periode ini juga merupakan periode tumbuh kembang yang cepat bagi bayi.

MINGGU KE-1
Merupakan perkembangan awal sejak ovulasi sampai implantasi. Spermatozoa bergerak dengan cepat dari vagina ke rahim dan selanjutnya masuk ke saluran telur akibat kontraksi otot-otot rahim dan saluran telur. Dari sekitar 200-300 juta spermatozoa yang dipancarkan ke saluran kelamin wanita, tinggal 300-500 yang mencapai tempat pembuahan, meski nantinya hanya 1 yang dibutuhkan untuk pembuahan. Hanya sperma terbaik yang dapat membuahi sel telur.

Sekitar 80 jam sejak ovulasi, hasil konsepsi (pembuahan) ini berada di ampulla tuba fallopii, yakni bagian terluas pada saluran telur yang terletak dekat dengan rahim. Sintesa inti sel telur dan inti sel sperma inilah yang memungkinkan kromosom-kromosom dari masing-masing inti sel melebur, memadukan semua gen, ciri fisik, sifat, dan temperamen dari ayah-ibu pada bayi mereka.

Selanjutnya, hasil pembuahan ini melanjutkan perjalanannya menuju isthmus tuba (bagian saluran telur tersempit yang memanjang dan menciut antara pangkal saluran telur dan bagian pojok rahim/kornu uteri), sebelum memasuki rongga rahim dalam bentuk embrio.

Sekitar 30 jam setelah terbentuk, zigot kemudian membelah diri. Mula-mula menjadi 2 sel, selanjutnya membelah diri secara deret ukur tanpa henti dengan selang waktu antara 12 dan 15 jam. Sambil terus membelah, zigot yang terdiri dari 12-16 sel dan berbentuk mirip buah anggur yang disebut morula, bergerak menggelinding dari tuba falopii menuju rahim. Dibantu hormon yang dihasilkan oleh rahim, morula memantapkan implantasinya pada lapisan endometrium (desidua) di dalam dinding rahim.

Dari hari ke hari, sel-sel morula terus membelah dan berkembang jadi embrio. Sambil terus membelah sesuai pola deret ukur, sel-sel embrio menyusun diri membentuk tiga lapisan sel. Sel paling luar disebut ektoderm, yang tengah mesoderm, dan lapisan terdalam disebut endoderm. Ketiga kelompok sel inilah yang membentuk seluruh tubuh embrio beserta organ pelengkapnya.

MINGGU KE-2
Di minggu ini, embrio diperkirakan berukuran 0,1-0,2 mm. Sementara hCG (human Chorionic Gonadotropin yang sering disebut hormon kehamilan) baru dapat dideteksi dalam darah ibu pada hari ke-10 atau 11 setelah pembuahan, meski sebelumnya sudah dapat dideteksi lewat media kultur. Karena itulah, kendati sebetulnya sudah dalam keadaan hamil, bila tes urin dilakukan sebelum hari ke-10 sejak terlambat haid, bisa saja hasilnya negatif. Jadi, untuk memastikan kehamilan, pemeriksaan serupa harus diulang beberapa hari kemudian.

MINGGU KE-3
Pada hari ke-15 sampai ke-17, embrio diperkirakan berukuran 0,4 mm. Hanya dalam hitungan hari, yakni pada hari ke-17 sampai ke-19.
Pada usia tersebut ukurannya meningkat jadi sekitar 1,0-1,5 mm. Di minggu ini, cikal-bakal sistem pembuluh darah dan sistem saraf mulai terbentuk. Bahkan, di hari-hari terakhir saat cikal-bakal jantung janin mulai terbentuk, ukuran embrio sudah mencapai 1,5-2,5 mm. Pembentukan mata pun mulai terjadi, meski rongga mata baru akan tampak jelas di minggu ke-6. Secara keseluruhan, pada minggu ini sudah terdapat materi genetik, termasuk warna rambut, bentuk mata, dan intelegensi si calon bayi.

Di kedua sisi tubuh embrio tumbuh suatu tonjolan kecil berupa sekelompok sel yang merupakan cikal-bakal tangan. Selang beberapa hari kemudian, saat tunas tangan memipih, pada kedua sisi tubuh sebelah bawah muncul tonjolan serupa yang merupakan cikal-bakal kaki. Beberapa jenis obat antimual dan obat tidur, di antaranya thalidomide
(semacam obat penenang) yang dikonsumsi di awal-awal kehamilan, terbukti menyebabkan kecacatan pada tangan dan kaki. Semisal berupa tonjolan daging lantaran tak mencapai panjang dan bentuk anggota tubuh yang semestinya.

Demikian juga streptomisin dalam pengobatan TBC yang bisa menimbulkan gangguan pada telinga. Atau kloramfenikol yang bisa membuat sumsum tulang janin rusak, hingga bayi yang dilahirkan akan mengalami kelainan darah dan kelainan kulit yang dikenal sebagai grey syndrome. Jamu-jamuan dan dan obat-obat penyubur yang tak terkontrol, juga bisa berdampak buruk. Yang mengandung DES (dietil bestrol), misal, ternyata berpeluang menimbulkan kelainan pada alat kelamin bawah. Mulai tak terbentuknya lubang vagina sampai kemungkinan si anak terkena kanker vagina kelak saat ia besar.

MINGGU KE-4
Dengan ukuran sekitar 2 hingga 3,5 mm, jantung mulai berdenyut dan sistem peredaran darah sudah melaksanakan fungsinya meski masih dalam taraf yang sangat sederhana. Cikal-bakal otak sudah bisa dibedakan menjadi tiga bagian utama (prosensefalon, mesensefalon, dan rombensefalon) yang kelak akan menjalankan fungsi masing-masing. Malnutrisi pada ibu hamil akan merusak perkembangan otak janin.

Pada minggu ini pula saraf-saraf spinal yang kelak menjadi cikal-bakal tulang belakang sudah mengalami penebalan. Sementara cikal-bakal telinga sudah terlihat meski masih berupa gelembung. Plasenta atau yang biasa disebut ari-ari juga terbentuk pada minggu ini. Fungsinya bagi janin sangat banyak. Dari menyediakan hormon-hormon yang diperlukan untuk tumbuh kembang dan proses pembedaan sesuai jenis kelamin janin, sampai mensuplai nutrisi dan oksigen. Di samping itu, ia juga berfungsi sebagai alat pernapasan dan pembuangan sisa-sisa metabolisme janin.

MINGGU KE-5
Di minggu ini embrio diperkirakan berukuran antara 5-7 mm. Pembentukan telinga makin sempurna dengan terbentuknya duktus endolimfatikus, yakni saluran untuk menyalurkan cairan yang terdapat dalam selaput labirin telinga dalam. Demikian pula sistem pencernaan makin sempurna dengan terjadi pembedaan yang kian nyata antara cikal-bakal usus besar dan usus buntu. Bahkan cikal-bakal ginjal dan hati pun sudah terbentuk. Begitu juga struktur muka secara keseluruhan mulai bisa “terbaca”.

MINGGU KE-6
Saat ini embrio diperkirakan berukuran sekitar 7-9 mm, pembuluh-pembuluh nadi di bagian kepala kian jelas terbagi-bagi menurut tugas masing-masing. Di minggu ini rongga mulut sudah tampak. Begitu juga struktur mata sudah terbentuk meski masih berjauhan letaknya. Di tengah-tengah wajah muncul tonjolan hidung. Ruas-ruas tulang belakang sudah terbentuk meski masih terlihat samar. Organ tubuh lain yang juga mulai berkembang di usia kehamilan ini adalah pembungkus saraf, penciuman, kandung kemih, jari-jemari, bahkan otot-otot punggung. Kekurangan asam folat atau anemia akut bisa mengakibatkan janin mengalami fetal neural tube defect (gangguan tabung saraf) dengan tak terbentuknya sebagian tulang belakang janin sampai kepala dan otak janin.

MINGGU KE-7
Di minggu ini embrio diperkirakan berukuran sekitar 11-17 mm. Pembesaran kepala relatif stabil, sementara tubuhnya yang menyerupai bentuk kubus mengalami pemanjangan meski masih membungkuk seperti udang. Bagian ujung yang semula terlihat seperti ekor kecebong menghilang akibat nekrosis atau kematian jaringan secara fisiologis. Ujung hidung dan tonjolan telinga tampak jelas membentuk cikal-bakal daun telinga yang sesungguhnya. Kendati kelopak mata masih terlihat samar
Tunas-tunas lengan sudah menyiku, sementara jari-jari tangan pun sudah mengarah terpisah satu sama lain. Sedangkan pemisahan jemari kakinya samar terlihat, meski telapak kakinya masih rata. Tunas tangan yang lebih cepat tumbuh ketimbang tunas kaki inilah yang agaknya bisa menjawab pertanyaan mengapa bayi kelak lebih dulu belajar memegang benda-benda di sekitarnya ketimbang belajar berjalan.

Sistem saraf pusat, pembuluh-pembuluh nadi, dan saluran usus makin berkembang. Di minggu ini pula proses penulangan tubuh dimulai. Sedangkan batas-batas antara cikal-bakal lengkung ruas tulang belakang dan ruas-ruas tulang iga baru tampak sebagai alur-alur memanjang. Begitu juga persendian pada bahu, panggul, dan lutut mulai kelihatan.

MINGGU KE-8
Pada akhir masa embrional ini, ukuran embrio mencapai kisaran 27-31 mm. Kepalanya membulat dan wajah polos kekanak-kanakan mulai tampak nyata dengan tertariknya bagian antara dahi dan pangkal hidung ke arah dalam, hingga kian memperjelas cikal-bakal kemancungan hidung si janin.

Langit-langit mulut mulai terbentuk, begitu juga kelopak mata serta daun telinga luar. Secara keseluruhan makin menyerupai bayi dengan taksiran berat sekitar 5 gram. Meski masih lemah, permulaan dari rangka tubuh secara keseluruhan sudah rampung dan lengkap terbentuk dalam minggu ini.

Semua organ tubuh juga mulai bekerja, meski belum sempurna. Semisal otak yang mulai mengirim sinyal/perintah ke organ-organ tubuh atau hati yang mulai memproduksi sel-sel darah. Tubuh yang ringkih ini pun mulai bisa bergerak secara tak teratur, yang jika dijumlahkan rata-rata sebanyak 60 kali gerakan dalam sejam.

MINGGU KE-9
Bila jenis kelaminnya laki-laki, di usia ini sudah bisa jelas dipastikan. Sementara perempuan masih sesekali meragukan. Aktivitas menelan janin, rata-rata sebanyak 25 kali dalam satu jam. Tangan janin pun mulai bergerak bebas. Dalam arti, tak lagi tergantung pada gerakan tubuh.

Sebentuk kuku pada setiap jari tangan dan kakinya muncul di minggu ini. Panjangnya menjadi sekitar 10 cm dengan berat 20 gram. Dalam minggu ini pula pembentukan kulit dan fungsinya berkembang menuju penyempurnaan.

MINGGU KE-10
Pada beberapa janin, aktivitas menelan dan menggerakkan tangannya secara bebas baru dimulai minggu ini. Jenis kelamin perempuan bisa diidentifikasikan secara jelas di minggu ini. Sistem otot dan saraf sudah mencapai tingkat kematangan. Selain telah mampu pula mengirim dan menerima pesan dari otak. Dengan mulai berfungsinya sistem saraf, janin sudah mampu melakukan gerak refleks. Bahkan kaki sudah mampu melakukan gerakan menendang, misalnya.

MINGGU KE-11
Panjang tubuhnya mencapai sekitar 6,5 cm. Baik rambut, kuku jari tangan dan kakinya mulai tumbuh. Sesekali di usia ini janin sudah menguap.
Gerakan demi gerakan kaki dan tangan, termasuk gerakan menggeliat, meluruskan tubuh dan menundukkan kepala, sudah bisa dirasakan ibu. Bahkan, janin kini sudah bisa mengubah posisinya dengan berputar, memanjang, bergelung, atau malah jumpalitan yang kerap terasa menyakitkan sekaligus memberi sensasi kebahagiaan tersendiri.

MINGGU KE-12
Struktur yang telah terbentuk akan terus bertumbuh dan berkembang kian sempurna. Di usia ini umumnya ibu bisa mendengar denyut jantung bayinya, dengan memakai alat khusus yang disebut fetal dophtone.

Di minggu ini sistem rangka tubuh memiliki pusat pembentukan tulang/osifikasi pada sebagian besar tulang. Sistem pencernaan mampu menghasilkan kontraksi untuk mendorong makanan ke seluruh usus dan mampu menyerap glukosa secara aktif.
Bila diinginkan, di minggu ini pun bisa diagnosa penyakit keturunan semisal thalassemia dan sindroma Down, yang bisa dilakukan lewat pemeriksaan Chorion Villus (CVS) guna memastikan ada-tidak kerusakan pada kromosom. Caranya dengan mengambil sampel sel-sel plasenta yang bisa dilakukan secara transabdominal melalui perut atau leherrahim/transervikal.

Read More......

KEHAMILAN



Kehamilan merupakan hal yang patut disyukuri. Tak heran, bila Ibu seringkali menjalani tahapan demi tahapan kehamilan dengan antusias. Namun saking antusiasnya, tak jarang Ibu salah kiprah dalam menyikapinya.

Dalam masa kehamilan salah satu bagian yang penting dalam membantu perkembangan janin dalam kandungan adalah apa yang anda makan dan cara makan anda selama kehamilan ini. Untuk itu perlunya kita mempelajari tentang tahap-tahap perubahan fisik, pertumbuhan janin dan prinsip-prinsip makan yang baik selama kehamilan ini. Sehingga kita dapat memberikan gizi yang terbaik bagi ibu hamil dan mencegan terjadinya bayi dengan BBLR.

Kehamilan adalah suatu keadaan dimana janin dikandung di dalam tubuh wanita, yang sebelumnya diawali dengan proses pembuahan dan kemudian akan diakhiri dengan proses persalinan


A. Pembuahan

Pembuahan (Konsepsi) adalah merupakan awal dari kehamilan, dimana satu sel telur dibuahi oleh satu sperma.

Ovulasi (pelepasan sel telur) adalah merupakan bagian dari siklus menstruasi normal, yang terjadi sekitar 14 hari sebelum menstruasi. Sel telur yang dilepaskan bergerak ke ujung tuba falopii (saluran telur) yang berbentuk corong, yang merupakan tempat terjadinya pembuahan.

Jika tidak terjadi pembuahan, sel telur akan mengalami kemunduran (degenerasi) dan dibuang melalui vagina bersamaan dengan darah menstruasi. Jika terjadi pembuahan, maka sel telur yang telah dibuahi oleh sperma ini akan mengalami serangkaian pembelahan dan tumbuh menjadi embrio (bakal janin).

Jika pada ovulasi dilepaskan lebih dari 1 sel telur dan kemudian diikuti dengan pembuahan, maka akan terjadi kehamilan ganda, biasanya kembar 2. Kasus seperti ini merupakan kembar fraternal. Kembar identik terjadi jika pada awal pembelahan, sel telur yang telah dibuahi membelah menjadi 2 sel yang terpisah atau dengan kata lain, kembar identik berasal dari 1 sel telur.

Pada saat ovulasi, lapisan lendir di dalam serviks (leher rahim) menjadi lebih cair, sehingga sperma mudah menembus ke dalam rahim. Sperma bergerak dari vagina sampai ke ujung tuba falopii yang berbentuk corong dalam waktu 5 menit. Sel yang melapisi tuba falopii mempermudah terjadinya pembuahan dan pembentukan zigot (sel telur yang telah dibuahi).

B. Implantasi & Perkembangan Plasenta

Implantasi adalah penempelan blastosis ke dinding rahim, yaitu pada tempatnya tertanam. Blastosis biasanya tertanam di dekat puncak rahim, pada bagian depan maupun dinding belakang. Dinding blastosis memiliki ketebalan 1 lapis sel, kecuali pada daerah tertentu terdiri dari 3-4 sel. Sel-sel di bagian dalam pada dinding blastosis yang tebal akan berkembang menjadi embrio, sedangkan sel-sel di bagian luar tertanam pada dinding rahim dan membentuk plasenta (ari-ari).

Plasenta menghasilkan hormon untuk membantu memelihara kehamilan dan memungkin perputaran oksigen, zat gizi serta limbah antara ibu dan janin. Implantasi mulai terjadi pada hari ke 5-8 setelah pembuahan dan selesai pada hari ke 9-10.
Dinding blastosis merupakan lapisan luar dari selaput yang membungkus embrio (korion). Lapisan dalam (amnion) mulai dibuat pada hari ke 10-12 dan membentuk kantung amnion. Kantung amnion berisi cairan jernih (cairan amnion) dan akan mengembang untuk membungkus embrio yang sedang tumbuh, yang mengapung di dalamnya.
Tonjolan kecil (vili) dari plasenta yang sedang tumbuh, memanjang ke dalam dinding rahim dan membentuk percabangan seperti susunan pohon. Susunan ini menyebabkan penambahan luas daerah kontak antara ibu dan plasenta, sehingga zat gizi dari ibu lebih banyak yang sampai ke janin dan limbah lebih banyak dibuang dari janin ke ibu. Pembentukan plasenta yang sempurna biasanya selesai pada minggu ke 18-20, tetapi plasenta akan terus tumbuh selama kehamilan dan pada saat persalinan beratnya mencapai 500 gram.

Read More......

Wednesday, January 27, 2010

Jangan Ragu Memberi ASI



Produksi ASI sangat dipengaruhi kondisi psikis si ibu. Bila hati ibu tenang, bahagia, maka produksi ASI-nya bakal berlimpah. ASI diproduksi sesuai dengan permintaan. Bila bayi Anda butuh 100 cc maka ASI yang bakal diproduksi pun 100 cc. Jadi, jangan takut ASI-nya tidak mencukupi kebutuhan bayi. Kemungkinan hanya 1 dari 1.000 wanita yang benar-benar tidak dapat menyusui. Oleh karena itu setiap ibu harus yakin dapat menyusui bayinya. Teorinya, ASI itu akan semakin banyak mengalir apabila payudara semakin sering dihisap oleh bayi. Karena itu, kiat sederhana yang perlu diikuti demi berhasilnya ASI eksklusif adalah: Sodorkan payudara setiap kali bayi menangis. Minggu-minggu pertama melahirkan, sebaiknya ibu mengikuti prosedur standar sebagai berikut, untuk menanggapi jika bayi menangis:

1. Sodorkan payudara
2. Jika tidak berhasil menenangkan bayi, periksa popoknya
3. Jika tidak berhasil juga, gendong bayi sambil tepuk tepuk atau tengkurapkan bayi sambil tepuk tepuk
4. Jika tidak berhasil juga, kembali ke langkah 1
Namun, sewaktu waktu, ada saatnya bayi mengalami lonjakan pertumbuhan (growth spurts), selama kira-kira 2-3 hari. Growth spurts itu seringkali terjadi umur 3 minggu, 6 minggu, 3 bulan, dan 6 bulan. Saat itu, bayi akan membutuhkan lebih banyak susu dari sebelumnya, sehingga dia akan meminta ASI lebih sering bahkan setiap setengah jam, selama 2-3 hari itu. Tidak apa apa, turuti saja kemauan bayi itu seberapa seringnya pun, karena payudara anda akan beradaptasi dengan membuat ASI lebih banyak lagi. Setelah beberapa hari, jarak antar menyusui akan menjadi lebih jarang kembali. Intinya, kalau nangis, sodorkan payudara!

Selain itu banyak ibu yang merasa ASI sedikit, karena tidak tahu apakah bayinya sudah cukup minum. Berikut adalah cara mengetahui bahwa ASI cukup banyak dan cukup mengenyangkan bayi:
• Kalau bayi melepaskan payudara dengan sendirinya ketika kenyang, berarti dia cukup minum ASI
• Kalau bayi kelihatan kenyang setelah minum ASI, berarti dia cukup minum ASI. (Bayi saya bertampang ‘mabok’ kalau kenyang ASI, dan langsung tidur lagi)
• Kalau bayi cukup banyak berak dan pipis, berarti dia cukup minum ASI.
Jika tanda-tanda sederhana ini diikuti, ibu tidak perlu khawatir lagi.


Read More......

ISPA pada Anak

Penyakit infeksi dan kurang gizi masih termasuk penyebab kematian balita (bayi di bawah lima tahun) di Indonesia. Angka kematian bayi (AKB) saat ini masih dirasa tinggi: 52 per 1.000 kelahiran hidup dalam setahun. Jika dibandingkan 1970 yang mencapai AKB 145, angka 52 itu jelas menurun jauh. Maklum, penurunan itu didapat berkat program imunisasi dari pemerintah kepada balita secara gratis di Puskesmas sejak 1977. Program imunisasi meliputi BCG (antituberkulosis), tetanus, polio, campak, dipteri (antiinfeksi saluran pernapasan), pertusis (antibatuk rejan), dan hepatitis B, serta didukung pemberian gizi cukup, seperti air susu ibu, makanan bervitamin dan buah-buahan. ISPA sendiri sempat dijuluki sebagai pembunuh utama kematian bayi serta balita di Indonesia.

ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) masih merupakan masalah kesehatan yang penting karena menyebabkan kematian bayi dan balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dari 4 kematian yang terjadi. Setiap anak diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiap tahunnya. 40 % - 60 % dari kunjungan diPuskesmas adalah oleh penyakit ISPA. Dari seluruh kematian yang disebabkan oleh ISPA mencakup 20 % - 30 %. Kematian yang terbesar umumnya adalah karena pneumonia dan pada bayi berumur kurang dari 2 bulan.



Read More......

Etiologi ISPA



ISPA (infeksi saluran pernafasan akut) yang diadaptasi dari istilah dalam bahasa Inggris Acute Respiratory Infections (ARI) mempunyai pengertian sebagai berikut:
• Infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisma ke dalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit.
• Saluran pernafasan adalah organ mulai dari hidung hingga alveoli beserta organ adneksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah dan pleura. ISPA secara anatomis mencakup saluran pernafasan bagian atas, saluran pernafasan bagian bawah (termasuk jaringan paru-paru) dan organ adneksa saluran pernafasan. Dengan batasan ini, jaringan paru termasuk dalam saluran pernafasan (respiratory tract)
• Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari. Batas 14 hari diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA proses ini dapat berlangsung lebih dari 14 hari.

Adapun etiologi ISPA terdiri lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan riketsia. Bakteri penyebabnya antara lain dari genus Streptokokus, Stafilokokus, Pnemokokus, Hemofilus, Bordetella dan Korinebakterium. Virus penyebabnya antara lain golongan Miksovirus, Adenovirus, Koronavirus, Pikornavirus, Mikoplasma, Herpesvirus.

Read More......

Eklampsia

Pengertian

Eklampsia adalah kelainan akut pada wanita hamil, dalam persalinan atau masa nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang (bukan timbul akibat kelainan neurologik) dan/atau koma dimana sebelumnya sudah menunjukkan gejala-gejala pre eklampsia.

Patofisiologi
Sama dengan pre eklampsia dengan akibat yang lebih serius pada organ-organ hati, ginjal, otak, paru-paru dan jantung yakni terjadi nekrosis dan perdarahan pada organ-organ tersebut.

Gejala Klinis

- Kehamilan lebih 20 minggu atau persalinan atau masa nifas
- Tanda-tanda pre eklampsia (hipertensi, edema dan proteinuria)
- Kejang-kejang dan/atau koma
- Kadang-kadang disertai gangguan fungsi organ.
Pemeriksaan dan diagnosis
1. Berdasarkan gejala klinis di atas
2. Pemeriksaan laboratorium
- Adanya protein dalam urin
- Fungsi organ hepar, ginjal, dan jantung
- Fungsi hematologi / hemostasis.

Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan :
1. Untuk menghentikan dan mencegah kejang.
2. Mencegah dan mengatasi penyulit, khususnya hipertensi krisis
3. Sebagai penunjang untuk mencapai stabilisasi keadaan ibu seoptimal mungkin
4. Mengakhiri kehamilan dengan trauma ibu seminimal mungkin.

Pengobatan Medisinal
Sama seperti pengobatan pre eklampsia berat kecuali bila timbul kejang-kejang lagi maka dapat diberikan MgSO4 2 gram intravenous selama 2 menit minimal 20 menit setelah pemberian terakhir. Dosis tambahan 2 gram hanya diberikan 1 kali saja. Bila setelah diberi dosis tambahan masih tetap kejang maka diberikan amobarbital / thiopental 3-5 mg/kgBB/IV perlahan-lahan.
Perawatan bersama : konsul bagian saraf, penyakit dalam / jantung, mata, anestesi dan anak.
Perawatan pada serangan kejang : di kamar isolasi yang cukup terang / ICU

Pengobatan Obstetrik
1. Sikap dasar : Semua kehamilan dengan eklampsia harus diakhiri dengan tanpa
memandang umur kehamilan dan keadaan janin.
2. Bilamana diakhiri, sikap dasar : Kehamilan diakhiri bila sudah terjadi stabilisasi
(pemulihan) hemodinamik dan metabolisme ibu. Stabilisasi ibu dicapai dalam 4-
8 jam setelah salah satu atau lebih keadaan dibawah :
- Setelah pemberian obat anti kejang terakhir.
- Setelah kejang terakhir
- Setelah pemberian obat-obat antihipertensi terakhir
- Penderita mulai sadar (responsif dan orientasi)

Terminasi Kehamilan
1. Apabila pada pemeriksaan, syarat-syarat untuk mengakhiri persalinan per
vaginam dipenuhi maka persalinan tindakan dengan trauma yang minimal.
2. Apabila penderita sudah inpartu pada fase aktif, langsung dilakukan amniotomi
lalu diikuti partograf. Bila ada kemacetan dilakukan seksio sesar.
3. Tindakan seksio sesar dilakukan pada keadaan :
- Penderita belum inpartu
- Fase laten
- Gawat janin
Tindakan seksio sesar dikerjakan dengan mempertimbangkan keadaan atau
kondisi ibu.


Read More......

Efek Nagatif Obesitas


Siapa yang tidak kenal dengan obesitas. Tidak sedit orang yang bermasalah dengan obesitas, baik di dalam maupun di luar negeri . OBESITAS atau kegemukan didefinisikan sebagai suatu kelainan atau penyakit, ditandai dengan penimbunan jaringan lemak tubuh secara berlebihan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mendeklarasikan, obesitas sebagai epidemik global. Prevalensinya meningkat tidak saja di negara-negara maju, tetapi juga di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

Obesitas tidak memberikan manfaat apapun selain memberikan efek negative yang banyak. Dampak yang disebabkan obesitas, pertama ,gangguan psikososial, misalnya, rendah diri karena diolok-olok teman akibat berbagai perbedaan dengan sesama. Kedua, pertumbuhan fisik yang lebih cepat. Usia tulang juga menjadi lebih cepat dibanding umur biologiknya. Ketiga, gangguan pernapasan, umpamanya tidur mendengkur, sering mengantuk di siang hari, atau infeksi saluran napas.


Keempat, obesitas berlanjut sampai usia dewasa terutama apabila dimulai pada masa prapubertas. Lima, adanya penyakit degeneratif maupun metabolik, seperti darah tinggi, jantung koroner, kencing manis, dan kelebihan kolesterol maupun lemak protein. Keenam, penyempitan pembuluh darah karena timbunan lemak yang berlebihan. Ketujuh, potensi paling sering terjadi pada anak obesitas adalah infeksi pernapasan atas (ISPA).

Oleh karena banyaknya efek negative yang ditimbulkan oleh obesitas tersebut, amak perlu penanganan khusus. Penanganan obesitas yang bisa dilakukan adalah, pengobatan hanya diberikan kepada anak yang sudah dipastikan memenuhi kriteria obesitas.
Mencegah gemuk pada bayi, tetapi jangan menjalankan diet ketat. Mengurangi masukan kalori atau energi. Jangan menghilangkan seluruh kelebihan berat badan. Dipertahankan saja agar tidak bertambah karena pertumbuhan pada fase anak masih berlangsung. Memodifikasi pola perilaku anak maupun keluarga khususnya pola makan. Menambah pengeluaran atau penggunaan energi dengan mengajak anak untuk aktif bergerak.


Read More......

What Is Diabetes?

Diabetes occurs either because of a lack of insulin or because of the presence of factors that oppose the action of insulin. The result of insufficient action of insulin is an increase in blood glucose concentration (hyperglycaemia). Many other metabolic abnormalities occur, notably an increase in ketone bodies in the blood when there is a severe lack of insulin.

There are the types of diabetes: Type 1 diabetes (previously insulin dependent diabetes) is due to B-cell destruction, usually leading to absolute insulin deficiency). It can be immune mediated or idiopathic. Type 2 diabetes (previously non-insulin dependent diabetes) ranges from those with predominant insulin resistance associated with relative insulin deficiency, to those with a predominantly insulin secretory defect with insulin resistance.

Type 1 and Type 2 diabetes are the commonest forms of primary diabetes mellitus. The division is important both clinically in assessing the need for treatment, and also in understanding the causes of diabetes which are entirely different in the two groups.


• Type 1 diabetes
Type 1 diabetes is due to destruction of B-cells in the pancreatic islets of Langerhans with resulting loss of insulin production. A combination of environmental and genetic factors that trigger an autoimmune attack on the B-cells is responsible, occurring in genetically susceptible individuals.
Thus, among monozygotic identical twins only about one-third of the pairs are concordant for diabetes in contrast to the situation in Type 2 diabetes where almost all pairs are concordant. The process of islet destruction probably begins very early in life and is known to start several years before the clinical onset of diabetes.
• Type 2 diabetes
There are numerous causes of Type 2 diabetes, which is now known to include a wide range of disorders with differing progression and outlook. The underlying mechanism is due either to diminished insulin secretion—that is, an islet defect, associated with increased peripheral resistance to the action of insulin resulting in decreased peripheral glucose uptake, or increased hepatic glucose output.
Probably as many as 98% of Type 2 diabetic patients are “idiopathic”—that is, no specific causative defect has been identified. Whether decreasing insulin secretion or increasing insulin resistance occurs first is still uncertain, but the sequence of events may vary in different individuals. Obesity is the commonest cause of insulin resistance. Some adults (especially those not overweight) over 25 years of age who appear to present with Type 2 diabetes may have latent autoimmune diabetes of adulthood (LADA) and become insulin dependent. Autoantibodies are often present in this group of patients.
Type 2 diabetes is a slowly progressive disease: insulin secretion declines over several decades, resulting in an insidious deterioration of glycaemic control which becomes increasingly difficult to achieve


Read More......

Friday, January 22, 2010

Cara Menghitung Masa Kehamilan



Hari pertama haid terakhir
Di sini, daur haid yang jadi patokan. Berdasarkan tanggal itu, dokter memperkirakan usia kehamilan dan tanggal kelahiran si kecil yang dihitung berdasarkan rumus Naegele, yakni (hari+7), (bulan–3), (tahun+1). Contohnya, bila haid terakhir tanggal 1 Juni 2003, diperkirakan persalinan tanggal 8 Maret 2004.
Catatan:
 Rumus ini hanya bisa diterapkan pada wanita yang daur haidnya teratur, yakni antara 28-30 hari.
 Perkiraan tanggal persalinan sering meleset antara 7 hari sebelum atau setelahnya. Hanya sekitar 5% bayi yang akan lahir sesuai perhitungan ini.
 Untuk mengurangi kemungkinan terlalu melesetnya perhitungan pada wanita yang daur haidnya pendek, akan ditambahkan beberapa hari dari hari-H. Sedang yang daur haidnya panjang, akan dikurangi beberapa hari.
 Untuk bulan yang tidak bisa dikurangi 3, misalnya Januari, Februari, dan Maret, maka bulannya ditambah 9, tapi tahunnya tetap.

Gerakan janin
Pada kehamilan pertama, gerakan janin mulai terasa sesudah usia kehamilan 18-20 minggu. Pada kehamilan ke-2 dan seterusnya, gerakan janin sudah terasa pada usia kehamilan 16-18 minggu. Memasuki trimester ke-3 usia kehamilan, gerakan janin akan semakin kuat dan sering. Namun, tak jarang janin justru kurang aktif bergerak. Perkiraan ini dilakukan bila Anda lupa hari pertama haid terakhir.
Tinggi puncak rahim
Pada pengukuran ini, dokter akan meraba puncak rahim (fundus uteri) yang menonjol di dinding perut. Di sini, usia kehamilan dihitung dengan 3 cara yang dimulai dari tulang kemaluan.
• Memakai satuan cm
• Kalau jarak dari tulang kemaluan sampai puncak rahim sekitar 28 cm, ini berarti usia kehamilan sudah mencapai 28 minggu.
• Tinggi maksimal puncak rahim adalah 36 cm, dan ini menunjukkan usia kehamilan 36 minggu.
Catatan: Ukuran ini tidak akan bertambah lagi, meski usia kehamilan mencapai 40 minggu. Kalaupun tingginya bertambah, kemungkinan bayi Anda besar, kembar, atau cairan tubuh Anda berlebih.
Menggunakan 2 jari tangan
o Jika jarak antara tulang kemaluan dengan puncak rahim masih di bawah pusar, setiap penambahan 2 jari berarti penambahan usia kehamilan sebanyak 2 minggu.
o Bila jarak tadi sudah di atas pusar, setiap penambahan 2 jari sama dengan bertambahnya usia kehamilan 4 minggu.
o Membandingkan tinggi puncak rahim dan tinggi pusar
o Kalau sama-sama tinggi, ini berarti usia kehamilan mencapai 5 bulan.
o Tinggi puncak rahim yang melewati pusar dan hampir di tengah-tengah dada menunjukkan usia kehamilan sudah sekitar 7 bulan.
o Jika tinggi puncak rahim sudah mencapai dada, dapat dipastikan usia kehamilan 9 bulan.
Catatan: Cara ini agak sulit dilakukan pada wanita yang bertubuh gemuk.
Ultrasonografi (USG)
USG dapat menentukan usia kehamilan dan memperkirakan waktu kelahiran si kecil berdasarkan “gambar” janin yang muncul pada layar monitor dengan bantuan transducer Catatan: USG sering digunakan untuk melengkapi kepastian usia kehamilan. Meski biaya pemeriksaannya agak mahal, tapi tingkat akurasinya tinggi, yakni sekitar 95%


Read More......

ASI Eksklusif



ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan. Bahkan air putih tidak diberikan dalam tahap ASI eksklusif ini.

Pada tahun 2001 World Health Organization / Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan bahwa ASI eksklusif selama enam bulan pertama hidup bayi adalah yang terbaik. Dengan demikian, ketentuan sebelumnya (bahwa ASI eksklusif itu cukup empat bulan) sudah tidak berlaku lagi

WHO dan UNICEF merekomendasikan langkah-langkah berikut untuk memulai dan mencapai ASI eksklusif:
• Menyusui dalam satu jam setelah kelahiran
• Menyusui secara ekslusif: hanya ASI. Artinya, tidak ditambah makanan atau minuman lain, bahkan air putih sekalipun.
• Menyusui kapanpun bayi meminta (on-demand), sesering yang bayi mau, siang dan malam.
• Tidak menggunakan botol susu maupun empeng.
• Mengeluarkan ASI dengan memompa atau memerah dengan tangan, disaat tidak bersama anak.
• Mengendalikan emosi dan pikiran agar tenang

Read More......

Apakah Anda Kelebihan Berat Badan ?



Kelebihan berat badan terjadi bila makanan yang dikonsumsi mengandung energi melebih kebutuhan tubuh. Kelebihan energi tersebut akan disimpan tubuh sebagai cadangan dalam bentuk lemak sehingga mengakibatkan seseorang menjadi lebih gemuk. Sama halnya dengan badan kurus. Orang yang berbadan gemuk atau kelebihan berat badan pun memiliki efek negative. Bahkan resiko orang yang kelebihan berat badan jauh lebih banyak disbanding yang bertubuh kurus.
Berikut adalah beberapa kerugian bagi yang memiliki berat badan berlebih:

• Penampilan kurang menarik
• Gerakan tidak gesit dan lambat
• Merupakan faktor resiko penyakit:
• Jantung dan pembuluh darah
• Kencing manis (diabetes mellitus)
• Tekanan darah tinggi
• Gangguan sendi dan tulang
• Gangguan ginjal
• Gangguan kandungan empedu
• Kanker
• Pada wanita dapat mengakibatkan gangguan haid (haid tidak teratur, perdarahan yang tidak teratur), factor penyulit pada persalinan.

Bagi Anda yang telah memiliki berat badan berlebih, anda tetap dapat menurunkan berat badan hingga mencapai ideal. Berikut adalah cara menurunkan berat badan yang dianjurkan:
1. Diet
• Makan teratur (2 atau 3 kali sehari) dengan gizi seimbang.
• Kurangi jumlah makanan terutama sumber energi
• Kurangi makanan yang berminyak, berlemak atau bersantan karena memberikan energi yang tinggi.
• Kurangi konsumsi gula dan makanan yang manis, karena makanan tersebut juga menghasilkan energi yang tinggi.
• Makan banyak sayuran dan buah-buahan karena makan tersebut banyak mengandung serat.
• Hindari minuman beralkohol karena merupakan sumber kalori dan berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan.
2. Olah raga dan kegiatan fisik
• Olahraga secara teratur selama ½ - 1 jam minimal 3 kali seminggu.
• Pilihlah olah raga yang sesuai dengan usia dan kondisi kesehatan.
• Tingkatkan kegiatan fisik sesuai yang dilakukan sehari-hari.
Berikut adalah cara menurunkan berat badan yang tidak dianjurkan:
• Mengurangi jumlah konsumsi makanan sehari –hari secara drastis sehingga mengakibatkan pusing, lemas, keringat dingin atau gejala lainnya yang membahayakan kesehatan.
• Menurunkan berat badan secara cepat, lebih dari 2 kg perbulan.
• Mengandalkan makanan formula saja untuk menurunkan berat badan.
• Menggunakan obat-obatan atau bahan penurun berat badan tanpa pengawasan tenaga medis. Beberapa obat dan bahan tersebut hanya menurunkan berat badan sementara dengan mengeluarkan cairan tubuh.


Read More......

4 Vitamin Kecantikan Kulit



Setiap wanita pasti mendambakan kulit yang indah, halus, dan lembut. Namun terkadang karena ingin cepat memiliki kulit indah, banyak wanita melakukan hal instan. Mereka akhirnya mengunakan produk kosmetik yang banyak mengandung zat kimia yang terkadang sangat berbahaya bagi kulit. Namun sebenarnya ada cara mudah, murah, aman dan sehat untuk memperoleh kulit sehat tersebut. Cukup dengan mengkonsumsi vitamin A, B Kompleks, C dan Vitamin E yang banyak disediakan oleh alam dalam bentuk buah-buahan dan sayuran. Empat vitamin ini sangat berguna sebagai antioksidan dan menyehatkan kulit. Gunakan secara teratur untuk mendapatkan hasil terbaik.

VITAMIN A Sumber antioksidan yang sangat kuat untuk mengusir radikal bebas dan racun. Juga efektif mengurangi kerut dan garis halus. Bagus untuk mencegah jerawat dan mengurangi produksi sebum. Dosis yang dianjurkan untuk mengatasi jerawat adalah 10.000 IU.

VITAMIN B KOMPLEKS Memperbaiki sirkulasi dan metabolisme kulit. Penting juga untuk fungsi kekebalan tubuh dan produksi antibodi. Bagus untuk memerangi jerawat.

VITAMIN C Antioksidan yang penting dalam penyembuhan luka karena membantu stabilisasi kolagen. Vitamin yang penting untuk membuat Anda terlihat cerah. Jika dioleskan secara topikal, vitamin C bagus untuk mengurangi garis halus dan keriput. Vitamin C adalah antioksidan yang sangat kuat yang juga memperkuat antioksidan lain seperti vitamin E. Karena larut dalam air, ia mudah menetralisir Radikal Bebas dalam cairan tubuh. Banyak penelitian ynag telah menunjukkan bahwa Vitamin C adalah pertahanan pertama dalam pertahanan antioksidan, terutama untuk sel otak dan tulang belakang
VITAMIN E Sumber antioksidan yang punya efek antiperadangan pada kulit. Vitamin E adalah antioksidan yang sangat kuat yang menjaga dari terjadinya oksidasi lemak, yang mengarah ke atheroschelrosis. Karena larut dalam lemak, dan kebanyakan sel terbentuk dari lemak, Vitamin E sangat ampuh dalam melindungi sel. Vitamin E juga meningkatkan penggunaan oksigen, memperkuat respon imun, membantu mencegah katarak dan menurunkan resiko penyakit arteri koroner.
Vitamin E yang alami (d-alpha tocopherol) jauh lebih ampuh dari yang sintetis (dl-alpha tocopherol). Penelitian terbaru menunjukkan bahwa zinc dibutukan untuk menjaga konsentrasi Vitamin E dalam darah. Selenium meningkatkan aktifitas Vitamin E dan bekerja bersama di dalam tubuh. Jika dioleskan ke kulit bagus untuk memperbaiki kelembaban, kelembutan, dan melindungi kulit dari sinar yang merugikan.


Read More......

Thursday, January 14, 2010

EPIDEMIOLOGY OF HEART FAILURE

Studies of the epidemiology of heart failure have been complicated by the lack of universal agreement on a definition of heart failure, which is primarily a clinical diagnosis. National and international comparisons have therefore been difficult, and mortality data, postmortem studies, and hospital admission rates are not easily translated into incidence and prevalence.

Several different systems have been used in large population studies, with the use of scores for clinical features determined from history and examination, and in most cases chest radiography, to define heart failure.

The Task Force on Heart Failure of the European Society of Cardiology has recently published guidelines on the diagnosis of heart failure, which require the presence of symptoms and objective evidence of cardiac dysfunction. Reversibility of symptoms on appropriate treatment is also desirable.

Echocardiography is recommended as the most practicable way of assessing cardiac function, and this investigation has been used in more recent studies. In the Framingham heart study a cohort of 5209 subjects has been assessed biennially since 1948, with a further cohort (their offspring) added in 1971. This uniquely large dataset has been used to determine the incidence and prevalence of heart failure, defined with consistent clinical and radiographic criteria.

Several recent British studies of the epidemiology of heart failure and left ventricular dysfunction have been conducted, including a study of the incidence of heart failure in one west London district (Hillingdon heart failure study) and large prevalence studies in Glasgow (north Glasgow MONICA study) and the West Midlands ECHOES (echocardiographic heart of England screening) study. It is important to note that epidemiological studies of heart failure have used different levels of ejection fraction to define systolic dysfunction.

The Glasgow study, for example, used an ejection fraction of 30% as their criteria, whereas most other epidemiological surveys have used levels of 40-45%. Indeed, prevalence of heart failure seems similar in many different surveys, despite variation in the levels of ejection fraction, and this observation is not entirely explained.


Read More......

Energy Intake

Analysis of the dietary factors associated with obesity is confounded by the difficulties in assessing food intake and eating behaviour. Dietary surveys are increasingly beset by the problem of underreporting, probably related to the increased awareness of nutrition issues and concern over body weight, which leads individuals to consciously or sub-consciously mis-report their food intake.

In 1986 Prentice et al. demonstrated that obese women under-reported energy intake relative to energy needs by a mean of 3.5MJ/day, while among lean women the two measures agreed to within 0.14 MJ/day (Prentice et al., 1986). This observation has been repeatedly reconfirmed, although it is now recognized that there is a spectrum of mis-reporting of food intake across the population, the nature of which is not easily predicted on the basis of individual phenotype or demographic statistics. Others may alter their dietary habits during periods of food recording, usually leading to a record of undereating (Goris et al., 2000)

Analysis of the dietary determinants of obesity is also confounded by the problems of post-hoc changes in consumption in response to increasing body weight. This makes it difficult to draw quantitative conclusions from crosssectional or even prospective studies of food intake and body weight. Nonetheless increasingly refined recording tools and statistical analysis are seeking to understand more about the broader context of eating behaviour with targeted questions about the location and social context of eating episodes and using factor analysis to identify types of dietary patterns, which may inform future strategies to prevent and treat obesity (Whichelow and Prevost, 1996).

Instead much of our understanding of the relationship between dietary factors and the risk of obesity comes from experimental studies in the laboratory or highly controlled intervention studies in the community. These may not truly mimic eating behaviour in a naturalistic setting, but they provide useful insights into the response to imposed dietary manipulations under standardized conditions.
(Written By: Susan A. Jebb and Jeremy Krebs in The Book Of Obesity And Diabets)


Read More......

ENERGY DENSITY

Energy density is a critical component in the regulation of human appetite and plays an important role in determining total energy intake. In one of the most robust experimental studies Stubbs et al showed that lean, young healthy men, allowed to eat ad libitum, consumed significantly more energy as the fat content of the food was increased (Stubbs et al., 1995a, b). Careful measurements of fat balance over one week in a whole body indirect calorimeter showed that body fat decreased by 0.86 ± 0.61 kg on the 20 per cent fat diet, while increasing by 0.39 ± 0.59 kg and 2.24 ± 0.94 kg on the 40 and 60 per cent fat diets respectively. These studies provided no evidence of any physiological compensation or cognitive ‘learning’ associated with sustained consumption of foods of differing fat content even after a week or more of sustained over-consumption.

Importantly, when the energy density of the food was equalized, through careful experimental manipulation of the recipes, the high fat hyperphagia was abolished (Stubbs et al., 1996) (Figure 3.1). This strongly suggests that excess energy was consumed by a process of ‘passive over-consumption’, in which changes in food quality, not quantity, were the driving force beyond the disruption in the previously accurate regulation of body weight. This phenomenon implies that the bulk of food consumed is an important determinant of energy intake.


In the ‘real world’ energy-dense diets are frequently high in fat, since fat (37 kJ/g) contains more than twice as much energy gram-for-gram as protein (17 kJ/g) or carbohydrate (16 kJ/g). Many low-fat foods, especially dairy products, contain substantially less energy than their full-fat equivalent, allowing consumers to maintain the bulk of food in the diet, while constraining energy intake. However, recent advances in food technology have resulted in some food ranges that are low in fat but where the energy content is similar to traditional equivalents. These foods, such as biscuits, cakes and desserts often contain large quantities of added sugars and might be expected to lead to similar passive over-consumption as high-fat foods of similar energy density.

Foods served in most ‘fast-food’ chains such as burger and chicken outlets are characterized by a particularly high energy density. These foods are frequently high in fat and have a low water content. A recent analysis has shown that the energy density of foods offered in a selection of these outlets has an energy density of over 1000 kJ/100 g relative to the typical energy density of the diet of a woman in the UK of 670 kJ/100 g (Prentice and Jebb, 2003). This implies that for regular consumers the total quantity of food which can be consumed without exceeding energy needs must be constrained to accommodate this increase in the energy density of the diet in regular consumers. The high energy density of these foods provides a plausible biological explanation for the epidemiological associations between ‘fast-food’ consumption and obesity. However this is likely to be compounded by large portion size and specific marketing strategies to encourage further consumption of these products.

(Written By: Susan A. Jebb and Jeremy Krebs in The Book Of Obesity And Diabets)

Read More......